Sukoharjo (Solopos.com)–Tanggul Sungai Jlantah longsor sepanjang sekitar 50 meter dan mengancam pemukiman warga di Dukuh Majan dan Jimbun, Desa Pondok, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.
Lambatnya penanganan memaksa warga melakukan upaya penanganan darurat secara swadaya.
Kepala Desa (Kades) Pondok, Nguter, Sudarno menyebutkan tanggul sungai terus mengalami longsor sejak bronjong batu yang dibangun di lokasi ambrol.Selain membahayakan permukiman warga, kata dia, kondisi saat ini membahayakan jembatan yang penting guna pengangkutan hasil-hasil pertanian.
“Keadaan tanggul sudah beberapa kami laporkan kepada instansi terkait, tetapi selama ini hanya disurvei ke lapangan dan belum ada realisasi dan penanganan secara konkret,” ungkapnya kepada Espos di Kantor Desa Pondok didampingi Kaur Umum, Hudayarman, Senin (28/11/2011).
Sudarno menyatakan warga yang khawatir longsoran semakin meluas sepakat membeli tanah urug secara swadaya dan menimbunnya di lokasi. Selain itu warga juga membuat pagar dari anyaman bambu agar risiko longsor ketika terjadi banjir lebih kecil. Namun langkah antisipasi hanya bersifat darurat dan tidak akan bertahan lama, terlebih jika berlangsung banjir besar.
Kaur Pemerintahan Desa Pondok yang juga warga Dukuh Majan, Supono, mendesak agar tanggul longsor di tepi Sungai Jlantah segera ditangani. Hal itu mengingat risiko banjir dan luapan air yang sewaktu-waktu dapat mengancam lebih dari 100 kepala keluarga (KK) di Dukuh Majan serta Jimbun.
“Seluruh warga berharap kerusakan tanggul secepatnya diperbaiki. Apalagi luapan air dan banjir tidak bisa diprediksi kapan datangnya,” tandasnya saat ditemui di lokasi tanggul longsor, Senin siang.
Pantauan Espos, tanggul Sungai Jlantah longsor di sisi utara di sebelah barat dan sebelah timur jembatan dengan panjang mencapai 50-an meter. Jika tidak segera ditangani, tanah dan jembatan yang menjadi sarana penting untuk pengangkutan hasil-hasil pertanian warga juga terancam ambrol.
Seperti pula disampaikan, penanganan darurat secara swadaya tanggul Sungai Jlantah yang terus longsor melibatkan partisipasi warga di 22 RT di Desa Pondok. Setiap RT diwajibkan menyumbang satu truk tanah urug. Selain itu juga pagar dari anyaman bambu dan tenaga senilai jutaan rupiah.
0 comments:
Post a Comment
no sara