Alam yang indah berhektar petak sawah penghidupan
manusia berada di desa ini.
Desa tempat saya dibesarkan. Rasa syukur yang
selanjutnya saya dibesarkan di sebuah desa, desa yang cukup jauh untuk mencapai
pusat keramaian kota jika diakses dengan sepeda tak bermesin. Sebuah desa yang
masih menyimpan keindahan karena tak semua tempat bisa menjadi lahan hijau
tumbuhnya tanaman pokok bangsa ini, Beras!
Alam yang indah dengan berpetak-petak sawah hijau
menjadi laboratorium alami, sejak kecil saya suka bermain ditempat ini,
dari sekedar ikut ibu mengantar makanan untuk buruh tani yang sedang
bekerja, bersepedaan dengan teman-teman kecil mencari bunga sawah dan menangkap
kupu-kupu, sampai mencari ikan-ikan di aliran sungai kecil yang sebenarnya tak
banyak ikan disana kemudian pulang dengan kondisi belepotan dan basah-basahan
terkena lumpur sawah.
Tak cukup sampai disini, karena bapak juga seorang petani saya pun tak jarang ikut merasakan profesi
itu meskipun hanya sebuah keisengan anak kecil yang ingin merasakan apa yang
telah dirasakan bapak-ibu saat berada di petak luas ini.
Hal yang paling menyenangkan adalah saat padi sudah
mulai menguning, semakin berisi akan semakin merunduk begitu seperti kata
pepatah.
Burung-burung pipit membawa segerombol pasukan bersayap untuk menyerbu
biji padi milik petani yang hampir siap untuk dipanen.
Saat itu para petani
berlomba-lomba seperti paduan suara untuk mengusir burung-burung yang hinggap
di sawah. “walaah, mbok sampun nggak usah ditunggu saja pak, sedekah sedikit
sama burung”, bapak pun tertawa..”kalau burungnya cuma satu dua nggak papa
nduk, lha wong burungnya segerombol begitu, nanti padinya habis dimakan burung
setiap hari”.
Akhirnya saya harus ikut masuk menjadi tim paduan suara setiap
sore sepulang sekolah. Paduan suara bersaut-sautan dengan pemilik sawah
tetangga yang lain untuk mengusir burung-burung yang hinggap memakan
butiran-butiran padi.
Sambil membawa alat seadanya entah itu kaleng yang berisi
kerikil atau plastik yang diikatkan dengan bambu kecil agar mengeluarkan suara
yang lantang sehingga burung-burung yang akan hinggap takut. Bakat terpendam
teriak-teriak saya pun terasah disana
Itulah sekelumit cerita anak desa, kisah kecil yang
sempai sekarang masih terekam indah dalam memori yang sering membuat saya rindu
akan suasana kampung halaman saat di perantauan. Saya bahagia menjadi anak desa
Seorang petani menurut saya adalah salah satu sosok
seorang pahlawan, pahlawan bukan hanya mereka yg berperang melawan penjajah
demi kemerdekaan, tapi juga para petani yg menggarap sawahnya untuk dimakan
semua orang. Siapa lagi yang akan menanamkan padi untuk kita makan setiap hari
kalau bukan karena jasa para petani?
Dengan semangat dan kegigihannya, esok, siang, petang,
dan malam tak lepas lelah untuk menengok hasil tanamannya. Kulit yang hitam
legam, panas dan hujan terkadang tak dihiraukannya.
Berharap kepada Sang pencipta, agar padi yang ditanam
tumbuh subur dan terbebas dari hama untuk menghidupi keluarga.
0 comments:
Post a Comment
no sara