Widget edited by hukama computer

Warga Pondok Kewalahan Atasi TANGGUL LONGSOR


SUKOHARJO–Warga Desa Pondok, Kecamatan Nguter, mengaku kewalahan mengatasi tanggul Sungai Jlantah yang longsor dan mengancam permukiman warga setempat. Akibatnya tebing sungai terus tergerus dan semakin membahayakan jembatan di lokasi.
Kepala Dusun (Kadus) II Desa Pondok, Nguter, Andri Setiyawan, mengatakan warga sudah berupaya meminimalisasi risiko longsor dengan menutup tanggul dengan tanah uruk. Dia menyebutkan warga juga membuat pagar pembatas dari bambu untuk menahan gerusan air sungai ketika terjadi banjir.
“Masyarakat Pondok sudah sering digerakkan dan berswadaya untuk menanggulangi longsor. Tetapi hasilnya tidak maksimal dan tebing juga menjadi makin terkikis,” ungkapnya kepada Solopos.com di lokasi kerusakan tanggul sungai di perbatasan Dukuh Jimbun dan Majan, Desa Pondok, Selasa (21/2/2012).
Warga Majan, Darmo Wiyono, menyatakan longsor tanggul sulit dihentikan karena tidak hanya dipicu luapan air Sungai Jlantah. Menurut dia keberadaan saluran di sisi utara tebing sungai yang mengapit tanggul dan menimbulkan resapan air juga mendorong tanah di lokasi dapat ambrol dengan mudah.
“Saluran airnya sudah dibuat permanen. Tetapi air buangan dari pekarangan warga tetap mengalir ke arah sungai melalui bawah saluran sehingga tanggul mudah longsor,” ujarnya dalam kesempatan itu.
Terpisah Kepala Desa Pondok, Sudarno, menyebutkan titik longsor di sepanjang tebing Sungai Jlantah di desanya tidak hanya di satu titik, tetapi empat titik. Namun yang terparah berada di perbatasan Dukuh Jimbun dan Majan dan mengancam keberadaan jembatan yang menjadi jalur ekonomi warga.
“Sebenarnya ada empat titik longsor di sepanjang Sungai Jlantah. Satu titik di (Dukuh) Tengkek, satu di Jetis, dan dua di Majan, salah satunya di lokasi jembatan berbatasan dengan Jimbun,” paparnya.
Untuk penanganan tanggul di sekitar jembatan, kata dia, Pemerintah Desa Pondok sudah mendapat informasi ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Jateng dan akan dilaksanakan tahun 2012. Namun menurut dia saat ini warga masih menunggu kepastian waktu perbaikan tanggul dari instansi terkait.
“Kami dapat informasi ada bantuan dari provinsi senilai Rp600 juta untuk perbaikan tanggul longsor di Pondok. Tapi kepastian waktu dan pelaksanaannya kapan, itu yang sedang kita tunggu,” jelasnya.
Dia menambahkan penanganan tanggul longsor di perbatasan Jimbun dan Majan sudah mendesak mengingat pengikisan tebing sungai membahayakan jembatan. Jika tidak segera ditangani, tandas dia, kondisi itu juga akan mengancam sekitar 20 kepala keluarga di dua dukuh berbeda.

0 comments:

Post a Comment

no sara

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More