Widget edited by hukama computer

pak taniku sayang

indahnya alam desa pondok nguter sukoharjo

foto nampu karangtaruna desa pondok






foto FKPM 2011


















foto Lomba cerdas cermat 2011






foto foto kirap desa pondok nguter sukoharjo





















Petani desa pondok dapat bantuan Pompa air

SUKOHARJO–Akibat kerusakan saluran, air dari induk Colo Timur tidak sampai ke Desa Pondok, Kecamatan Nguter. Kondisi ini membuat petani di sejumlah dukuh di Desa Pondok,
harus menyiapkan pompa untuk mengairi puluhan hektare sawah di musim tanam (MT) II 2012.
Kaur Pembangunan Desa Pondok, Sukarno, menyebutkan pemasangan pompa diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air untuk sekitar 71 hektare areal persawahan setempat. Dia mengatakan mesin pompa berasal dari bantuan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
“Dalam pekan ini kita pasang pompa untuk mengatasi kekurangan air. Sekarang petani masih bekerja bakti membuat saluran perpipaan untuk mengalirkan air irigasi,” ungkapnya mendampingi Kepala Desa (Kades) Pondok, Sudarno, saat ditemui solopos.com di Kantor Desa Pondok, Selasa (15/5/2012) siang.
Sukarno menjelaskan pompa akan dimanfaatkan guna menyedot air dari Kali Jlantah. Program pompanisasi diharapkan mampu mengatasi kesulitan air yang dialami petani Dukuh Majan, Bedali, Jimbun, dan di Gayam. Ia menambahkan areal sawah empat dukuh itu berada di sepanjang saluran induk Colo Timur TOR 3, tetapi tidak mendapatkan jatah air karena air habis sebelum sampai di wilayah Pondok.
“Kami mendesak saluran diperbaiki sehingga air dari Colo Induk dapat dinikmati para petani Pondok. Selama ini kerusakan saluran menyebabkan kebocoran sehingga air banyak yang terbuang dan habis dalam perjalanan,” tegasnya.
Menurut Sukarno, total luas areal persawahan Desa Pondok tercatat sekitar 150-an hektare. Namun kegiatan cocok tanam separuh dari luasan sawah tersebut sering terkendala akibat pasokan air irigasi tidak lancar. Terutama di areal sawah Kelompok Tani (Poktan) Sidomulyo dan Tani Makmur.

Warga Pondok Kewalahan Atasi TANGGUL LONGSOR


SUKOHARJO–Warga Desa Pondok, Kecamatan Nguter, mengaku kewalahan mengatasi tanggul Sungai Jlantah yang longsor dan mengancam permukiman warga setempat. Akibatnya tebing sungai terus tergerus dan semakin membahayakan jembatan di lokasi.
Kepala Dusun (Kadus) II Desa Pondok, Nguter, Andri Setiyawan, mengatakan warga sudah berupaya meminimalisasi risiko longsor dengan menutup tanggul dengan tanah uruk. Dia menyebutkan warga juga membuat pagar pembatas dari bambu untuk menahan gerusan air sungai ketika terjadi banjir.
“Masyarakat Pondok sudah sering digerakkan dan berswadaya untuk menanggulangi longsor. Tetapi hasilnya tidak maksimal dan tebing juga menjadi makin terkikis,” ungkapnya kepada Solopos.com di lokasi kerusakan tanggul sungai di perbatasan Dukuh Jimbun dan Majan, Desa Pondok, Selasa (21/2/2012).
Warga Majan, Darmo Wiyono, menyatakan longsor tanggul sulit dihentikan karena tidak hanya dipicu luapan air Sungai Jlantah. Menurut dia keberadaan saluran di sisi utara tebing sungai yang mengapit tanggul dan menimbulkan resapan air juga mendorong tanah di lokasi dapat ambrol dengan mudah.
“Saluran airnya sudah dibuat permanen. Tetapi air buangan dari pekarangan warga tetap mengalir ke arah sungai melalui bawah saluran sehingga tanggul mudah longsor,” ujarnya dalam kesempatan itu.
Terpisah Kepala Desa Pondok, Sudarno, menyebutkan titik longsor di sepanjang tebing Sungai Jlantah di desanya tidak hanya di satu titik, tetapi empat titik. Namun yang terparah berada di perbatasan Dukuh Jimbun dan Majan dan mengancam keberadaan jembatan yang menjadi jalur ekonomi warga.
“Sebenarnya ada empat titik longsor di sepanjang Sungai Jlantah. Satu titik di (Dukuh) Tengkek, satu di Jetis, dan dua di Majan, salah satunya di lokasi jembatan berbatasan dengan Jimbun,” paparnya.
Untuk penanganan tanggul di sekitar jembatan, kata dia, Pemerintah Desa Pondok sudah mendapat informasi ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Jateng dan akan dilaksanakan tahun 2012. Namun menurut dia saat ini warga masih menunggu kepastian waktu perbaikan tanggul dari instansi terkait.
“Kami dapat informasi ada bantuan dari provinsi senilai Rp600 juta untuk perbaikan tanggul longsor di Pondok. Tapi kepastian waktu dan pelaksanaannya kapan, itu yang sedang kita tunggu,” jelasnya.
Dia menambahkan penanganan tanggul longsor di perbatasan Jimbun dan Majan sudah mendesak mengingat pengikisan tebing sungai membahayakan jembatan. Jika tidak segera ditangani, tandas dia, kondisi itu juga akan mengancam sekitar 20 kepala keluarga di dua dukuh berbeda.

PROFIL SUKOHARJO

KALAU Anda penggemar bola basket nasional, tentu nama Bhinneka Sritex Solo sudah tak asing lagi. Klub bola basket asal Solo yang termasuk salah satu klub papan atas ini kerap menjuarai Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama). Siapa yang menduga induk klub tersebut PT Sritex yang nama panjangnya Sri Rejeki Isman Tekstil-berada di Kabupaten Sukoharjo, sekitar 13 kilometer arah selatan Kota Solo.
Perusahaan tekstil nasional yang sudah go international ini memang menjadi salah satu kebanggaan Sukoharjo. Bagaimana tidak, seragam pasukan NATO dari angkatan perang Jerman pun dipesan di sini, satu juta peach stell (PS). Juga seragam polisi Papua Niugini dan tentara Inggris. Di perusahaan ini bekerja sekitar 13.500 orang yang sebagian  besar penduduk kabupaten terkait.
Ada lagi industri besar lainnya, PT Konimex Pharmaceutical Laboratories, pabrik farmasi-terutama untuk jenis produk obat bebas (over the counter, OTC)-bisa dibilang terbesar di Indonesia. Konimex singkatan dari Kondang Impor Ekspor mempekerjakan sekitar 2.000 tenaga kerja. Produknya juga sudah menembus pasaran luar seperti Kamboja, Vietnam, dan Myanmar.
Namun, apakah perusahaan besar itu telah mampu menghidupi perekonomian Sukoharjo, terlebih bagi penduduk setempat?
Sektor industri memang menjadi andalan Sukoharjo dengan distribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rp 663 milyar lebih. Tak salah bila pemerintah kabupaten terus menggali potensi di lahan usaha industri, khususnya industri kecil. Berbagai produk unggulan hasil kerajinan rakyat terus dikembangkan. Sebut saja misalnya kaca grafir yang merupakan industri kerajinan khas Sukoharjo, banyak ditemukan di Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Desa Manang, Kecamatan Grogol, dan Desa Baki Pandeyan, Kecamatan Baki. Ada juga industri rotan, berkembang pesat di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, atau industri kerajinan tatah sungging. Jenis kerajinan tatah sungging berkembang di Desa Madegondo dan Telukan, Kecamatan Grogol. Industri kecil ini masih memerlukan uluran tangan pemilik modal besar.
Sukoharjo memang boleh berharap dari industri yang berkembang di wilayahnya. Jumlah industri besar dan menengah 98 unit usaha bisa menyerap 53.336 tenaga kerja. Belum lagi industri kecil/kerajinan 13.270 unit usaha dengan tenaga kerja 47.901 orang. Bila dilihat dari sebaran penduduk yang bekerja di atas 10 tahun, tenaga kerja di sektor industri 101.770 orang, perdagangan 111.824 orang, dan pertanian 111.556 orang. Agaknya ketiga sektor ini menjadi tumpuan hidup sebagian besar penduduk Sukoharjo yang pendapatan per kapitanya Rp 2,86 juta-masih di bawah pendapatan per kapita Jawa Tengah yang Rp 3,31 juta.
Sektor perdagangan menjadi pilihan menarik masyarakat untuk mengatasi dampak krisis ekonomi setelah produksi pertanian terus menurun akibat hasil panen yang kurang baik. Terbukti dari sembilan lapangan usaha yang ada, ternyata cuma sektor perdagangan yang kontribusinya terus meningkat sejak krisis ekonomi. Bisa dilihat dari sumbangan terhadap PDRB atas dasar harga konstan yang pada tahun 1997 Rp 240 milyar, di tahun 2000 menjadi Rp 270 milyar.
Sesungguhnya Sukoharjo unggul di lapangan usaha pertanian. Namun, perkembangan ke arah industrialisasi dari daerah itu tampaknya tak bisa dicegah. Oleh karena itu, tak perlu heran kalau banyak sawah penduduk yang telah dikorbankan untuk kepentingan industri dan perumahan.
Kebutuhan perumahan di kabupaten ini terus meningkat. Terlihat dari sumbangannya terhadap PDRB tahun 1999 yang Rp 101,32 milyar menjadi Rp 117,92 milyar di tahun berikutnya. Proyek perumahan yang dua tahun terakhir sempat macet, mulai dibangun kembali. Adanya perumahan baru otomatis juga meningkatkan permintaan kebutuhan listrik dan air bersih. Kontribusi sektor ini juga meningkat dari Rp 20,85 milyar di tahun 1999 menjadi Rp 29,63 milyar di tahun 2000.
Perumahan baru terutama banyak dibangun di kawasan permukiman elite Solo Baru seluas 500 hektar di Kecamatan Grogol. Keberadaan kota mandiri itu dimaksudkan sebagai penyangga Kota Solo yang letaknya berdampingan. Di kawasan ini berbagai fasilitas umum dan sosial dibangun seperti gedung bioskop, gelanggang renang, rumah sakit, kompleks pertokoan, pusat perbelanjaan, hingga perumahan mewah. Salah satunya, rumah mantan Menteri Penerangan Harmoko berada di kawasan elite ini, namun dibakar massa pada kerusuhan 14-15 Mei 1998.
Dibanding kecamatan lain, Kecamatan Grogol memiliki potensi industri besar dan menengah yang cukup besar, di samping juga sektor perdagangan, terutama di sekitar Solo Baru. Wilayah kota mandiri ini menjadi strategis mengingat lokasi perdagangan di Kota Solo yang makin padat, sehingga investor mencari lokasi baru untuk pengembangan usahanya.
Seharusnya Sukoharjo bangga dengan segala keunggulan yang dimilikinya, sehingga kelak tak perlu lagi ada nama Solo Baru ataupun Bhinneka Sritex Solo-agar dikenal luas, merasa perlu menyandang nama besar kota tetangganya, Solo
Keadaan Umum




Keadaan Geografis
Luas Area 444, 666 km 2
Letak 7o 32’17” – 7o 49’32” Lintang Selatan
110o 42’06,79” – 110o 57’33,7” Bujur Timur
Ketinggian 80 m – 125 m diatas permukaan laut


Batas Wilayah
Sebelah Utara Kota Surakarta dan Kabupten Karanganyar
Sebelah Timur Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan Kabupaten Gunung Kidul Provinsi DIY dan Kabupaten Wonogiri
Sebelah Barat Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten
Kecamatan & Kelurahan / Desa di Kabupaten Sukoharjo
Kecamatan Kelurahan / Desa
Grogol (14 Desa ) Desa Banaran
Desa Cemani
Desa Manang
Desa Sanggrahan
Desa Kwarasan
Desa Gedangan
Desa Madegondo
Desa Grogol
Desa Langenharjo
Desa Pondok
Desa Parangjoro
Desa Telukan
Desa Pandeyan
Desa Kadokan
Kartasura ( 10 Desa & 2 Kelurahan ) Desa Kertonatan
Desa Wirogunan
Desa Pucangan
Kelurahan Kartasura
Desa Ngabeyan
Desa Singopuran
Desa Gonilan
Kelurahan Ngadirejo
Desa Gumpang
Desa Makamhaji
Desa Pabelan
Desa Ngemplak
Gatak ( 15 Desa ) Desa Krajan
Desa Trangsan
Desa Mayang
Desa Blimbing
Desa Jati
DesaTrosemi
Desa Luwang
Desa Sraten
Desa Wirogunan
Desa Wironanggan
Desa Klaseman
Desa Kagokan
Desa Tempel
Desa Geneng
Desa Sanggung
Baki (15 Desa ) Desa Gedongan
Desa Ngrombo
Desa Mancasan
Desa Bentakan
Desa Menuran
Desa Jetis
Desa Kudu
Desa Bakipandeyan
Desa Kadilangu
Desa Duwet
Desa Siwal
Desa Waru
Desa Gentan
Desa Purbayan
Sukoharjo (14 Kelurahan) Kelurahan Sukoharjo
Kelurahan Gayam
Kelurahan Jetis
Kelurahan Joho
Kelurahan Mandan
Kelurahan Begajah
Kelurahan Banmati
Kelurahan Kenep
Kelurahan Combongan
Kelurahan Dukuh
Kelurahan Kriwin
Kelurahan Bulakan
Kelurahan Sonorejo
Kelurahan Bulakrejo
Tawangsari (12 Desa) Desa Kateguhan
Desa Lorog
Desa Pundungrejo
Desa Dalangan
Desa Pojok
Desa Tangkisan
Desa Tambakboyo
Desa Majasto
Desa Grajegan
Desa Ponowaren
Desa Watubonang
Desa Kedungjambal
Weru (13 Desa) Desa Jatingarang
Desa Karanganyar
Desa Alasombo
Desa Karakan
Desa Tegalsari
Desa Karangtengah
Desa Grogol
Desa Tawang
Desa Karangwuni
Desa Karangmojo
Desa Weru
Desa Ngreco
Desa Krajan
Bulu (12 Desa) Desa Bulu
Desa Ngasinan
Desa Karangasem
Desa Tiyaran
Desa Kedungsono
Desa Gentan
Desa Kamal
Desa Puron
Desa Sanggang
Desa Kunden
Desa Malangan
Desa Lengking
Nguter (16 Desa) Desa Nguter
Desa Baran
Desa Lawu
Desa Daleman
Desa Tanjung
Desa Pondok
Desa Kepuh
Desa Kedungwinong
Desa Plesan
Desa Celep
Desa Juron
Desa Serut
Desa Tanjungrejo
Desa Jangglengan
Desa Pengkol
Desa Gupit
Mojoloban (15 Desa) Desa Joho
Desa Klumprit
Desa Laban
Desa Sapen
Desa Plumbon
Desa Tegalmade
Desa Demakan
Desa Palur
Desa Kragilan
Desa Bekonang
Desa Wirun
Desa Triyagan
Desa Gadingan
Desa Dukuh
Desa Cangkol
Polokarto (17 Desa) Desa Kenokorejo
Desa Tepisari
Desa Bulu
Desa Wonorejo
Desa Rejosari
Desa Kemasan
Desa Mranggen
Desa Polokarto
Desa Genengsari
Desa Kayuapak
Desa Jatisobo
Desa Bakalan
Desa Godog
Desa Ngombakan
Desa Karangwuni
Desa Bugel
Desa Pranan
Bendosari ( 13 Desa & 1 Kelurahan) Kelurahan Jombor
Desa Manisharjo
Desa Cabeyan
Desa Mojorejo
Desa Puhgogor
Desa Paluhombo
Desa Bendosari
Desa Mulur
Desa Toriyo
Desa Sugihan
Desa Sidorejo
Desa Gentan
Desa Mertan
Desa Jagan
















Wilayah
Pembangunan di Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan secara terpola dan terpadu dengan mengelompokkan sub wilayah pembanguan. 1.       Sub Wilayah Pembangunan I
Meliputi wilayah Kecamatan Kartasura dan  Kecamatan Gatak dengan pusat
pengembangan di Kecamatan Kartasura.
Potensi pengembangan :
pertanian tanaman pangan, industri, perdagangan, perhubungan,
pemukiman/perumahan dan pariwisata.
2.       Sub Wilayah Pembangunan II
Meliputi wilayah Kecamatan Grogol dan Kecamatan Baki dengan pusat
pengembangan di Kecamatn Grogol.
Potensi pengembangan:
Pertanian, tanaman pangan, industri, perdagangan,pemukianan/perumahan dan
pariwisata.
3.       Sub Wilayah Pembangunan III
Meliputi wilayah Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Polokarto dan Kecamatan
Bendosari bagian utara, selatan dan timur dengan pusat pengembangan di Kota
Mojolaban.
Potensi pengembangan:
pertanian tanaman pangan, perikanan, perkebunan, peternakan, industri,
perdagangan, perhubungan, pemukinan/perumahan dan pariwisata.
4.       Sub Wilayah Pembangunan IV
Meliputi wilayah Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Bendosari bagian barat
dengan pusat pengembangan di Kota Sukoharjo.
Potensi pengembangan:
pertanian tanaman pangan, perikanan, perdagangan, pemerintahan,
pemukinan/perumahan dan pariwisata, industri, pariwisata dan pendidikan.
5.       Sub Wilayah Pembangunan V
Meliputi wilayah Kecamatan Nguter dengan pusat pengambangan di Kota Nguter.
Potensi pengembangan:
Industri, pertanian tanaman pangan, peternakan dan perdagangan.
6.       Sub Wilayah Pembangunan VI
Meliputi wilayah Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Bulu dan Kecamatan Weru
dengan pusat pengembangan di kota Tawangsari.
Potensi pengembangan:
adalah pertanian tanaman pangan,  perikanan, peternakan, perkebunan,
perdagangan, perhubungan, pertambangan/bahan galian, indistri kecil dan
pariwisata.
Pertanian
Dengan Visi Mewujudkan pertanian yang modern, tangguh dan efisien serta Misi Mewujudkan masyarakat pertanian yang mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan maka Kabupaten Sukoharjo melalui Dinas Pertanian di bawah pimpinan Ir. Sri Sutarni berupaya melaksanakan program pertanian bidang tanaman pangan, diantaranya
1. Upaya pelestarian Swasembada beras
2. Upaya pencapaian swassembada kedelai
3. Upaya pencapaian swasembada Jagung
4. Pengembangan Hortikultura
5. Pengembangan pra sarana, sumberdaya dan kelembagaan pertanian Data keadaan tanaman pangan dan holtikultura tri wulan 1 tahun 2006
(Sumber Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo)
Padi


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 1052 2345 10639 4651
Produksi (ton GKG) 6698 14931 69951 29352
Jagung


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 4768 280 0 74
Produksi (ton GKG) 13578 1435 0 220

Ubi Kayu


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 3 6 0 0
Produksi (ton GKG) 58 115 0 20

Kacang Tanah


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 4468 1229 0 1207
Produksi (ton GKG) 5468 1498 0 1733

Kedelai


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 1979 47 0 391
Produksi (ton GKG) 3730 89 0 737

Kacang Panjang


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 2 10 5 7
Produksi (ton GKG) 30 54 31 38
Cabe Besar


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 7 2 4 7
Produksi (ton GKG) 13 6 11 15
Melon


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 2 4 3 7
Produksi (ton GKG) 48 102 7 173
Semangka


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Panen (ha) 2 2 0 0
Produksi (ton GKG) 57 49 0 0
Luas Serangan dan Puso Penggerek Batang Padi


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Serangan (ha) 105 76 191 167
Luas Puso (ha) 0 0 0 0
Luas Serangan dan Puso Wereng Coklat


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Serangan (ha) 17 2 0 0
Luas Puso (ha) 0 0 0 0
Luas Serangan dan Puso Tikus


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Serangan (ha) 262 362 112 62
Luas Puso (ha) 144 58 7 0
Luas Serangan dan Puso Tikus


Jan Pebr Mart Aprl
Luas Serangan (ha) 17 108 133 29
Luas Puso (ha) 0 0 0 0












Pegawai
JUMLAH PEGAWAI
KABUPATEN SUKOHARJO
Keadaan Sampai Bulan April 2006
(Sumber : BKD Kabupaten Sukoharjo) Berdasar Jenis Kelamin


Jumlah Prosentase
Laki-Laki 5334 54%
Permpuan 4367 46%
Jumlah 9701 100%
Berdasar Tingkat Pendidikan


Jumlah Prosentase
SD/MI 151 2%
SLTP/MTS 403 4%
SLTA/MAN 3293 33%
SARMUD/D3 2485 27%
SARJANA/S1 3230 33%
S2 139 1%
JUMLAH 9701
Jumlah PNS/CPS Berdasarkan Golongan


CPNS PNS
GOL I 0 67
GOL II 144 1079
GOL III 131 5134
GOL IV 0 3146
Berdasar Kelembagaan


JUMLAH
Setda Kabupaten 172
Sekretariat DPRD 33
Badan 452
Dinas 8391
Kantor 215
Kecamatan 250
Kelurahan 188











industri
Perindustrian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005
Kabupaten Sukoharjo terletak di bagian tenggara propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 446,666 ha , yang secara geografis terletak antara 110  42’06,79″-110  57’33,7″ Bujur Timur dan  7  32’17″-  7   49’32″ Lintang Selatan. Keadaan topografi/geologi berupa daerah yang datar. Secara administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kota Surakarta
Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sebelah barat : Kabupaten Boyolali dan Klaten
Posisi Kabupaten Sukoharjo sangat strategis karena merupakan pintu lalu lintas wilayah JOGLOSEMAR (Jogya – Solo – Semarang ) dan ditengah wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN (Surakarta – Boyolali – Sukoharjo – Karanganyar – Wonogiri – Sragen – Klaten ). Dan pada tahun 2005 jumlah penduduknya tercatat 821.213 jiwa yang terdiri dari 405.831 penduduk laki-laki dan 415.382 penduduk perempuan, yang mana jumlah usia muda lebih banyak dari yang usia tua dengan pertumbuhan penduduk berkisar 1% dari jumlah penduduk tiap tahun. Merupakan wilayah agraris sektor pertanian tanaman pangan yang sedang bergerak ke sector industri dan perdagangan ,sehingga penyediaan lapangan kerja terbesar terdapat disektor pertanian ,industri dan perdagangan .
Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 12 Kecamatan: - Kec. Weru
- Kec. Bulu
- Kec. Tawangsari
- Kec. Sukoharjo
- Kec. Nguter
- Kec. Bendosari
- Kec. Polokarto
- Kec. Mojolaban
- Kec. Grogol
- Kec. Baki
- Kec. Gatak
- Kec. Kartasura
terdiri atas 17 Kelurahan, 150 Desa , 1278 RW,dan 3.676 RT
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo sebesar 4,17 % dengan laju inflasi 0,89%. Produk domestic regional bruto atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan sebesar 12,35 % sedangkan atas dasar konstan mengalami peningkatan 3,58% .Untuk tahun 2005 Investasi di kabupaten Sukoharjo mencapai 1,62 trilyun meningkat periode sama tahun 2004 sebesar 1,58 trilyun.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan untuk tahun 2003 :19,929 milyar ,tahun 2004 :21,701 milyar , tahun 2005 :30,384 milyar .Dengan penduduk lebih dari 815 ribu jiwa merupakan potensi pasar yang besar dimana pengeluaran rata-rata masyarakat mencapai Rp 607 ribu.
PERTANIAN :::  Hasil Pertanian Padi Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten Penyandang pangan di Jawa Tengah,sehingga produktivitas padi khususnya terus di pacu. Pada tahun 2004 produtivitas padi berhasil mencapai 64.03 Kw /Ha.
Pada tahun 2004 luas panen padi turun sebesar 4,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk luas panen dan produksi tanaman palawija dibandingkan tahun 2003 seperti jagung naik sebesar 16.57% dan 12.40 %, ketela pohon naik sebesar 10.88% dan 24.44%, Ketela rambat turun 68,42% dan 67,69%, kacang tanah naik sebesar 28.27% dan 3.45%, kedelai naik 17.10% dan 35,21%, kacang hijau naik 92,10% dan 17,60%.
Produksi beberapa jenis sayuran (kacang panjang, tomat, terong, ketimun, kangkung, bayam) dibandingkan tahun 2003 mengalami fluktuasi. Komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya kacang panjang, tomat ketimun, sedangkan yang mengalami penurunan produksi yaitu cabe, terong, kangkung dan bayam.
Produksi beberapa jenis buah-buahan seperti kedondong, mangga jambu biji, sawo, pepaya, pisang, ngka, mlinjo, semangka dan melon dibangingkan dengan tahun 2003 juga mengalami fluktuasi. Beberapa jenis komoditas buah-buahan yang mengalami kenaikan produksi yaitu jambu biji, sawo, pepaya, dan melon sedangkan yang mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun 2001 diantaranya kedondong, mengga, pisang, nangka, mlinjo dan semangka.
Hasil Pertanian Palawija  Peluang Investasi :
- Berdirinya pabrik tepung beras
- Pengembangan bibit-bibit unggul
- pabrik pengalengan buah
Hasil Pertanian Buah Melon
Luas Panen,Rata-Rata Produksi Jagung dan Ketela Pohon Menurut Kecamatan
di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2002
Kecamatan panen kw/ha ton panen kw/ha ton
01.Weru 109 35,14 383 837 150,57 12.603
02.Bulu 751 35,25 2.647 987 151,63 14.966
03.Tawangsari 745 35,61 2.653 892 151,17 13.484
04.Sukoharjo 145 35,35 515 75 150,74 1.131
05.Nguter 90 35,50 319 504 153,16 7.719
06.Bendosari 1.033 35,94 3.713l 750 151,79 11.384
07.Polokarto 913 37,35 3.410 752 153,89 11.573
08.Mojolaban 6 37,29 22 0 0,00 0
09.Grogol 1 36,02 4 68 151,73 1.032
10.Baki 40 71,18 285 1 152,18 15
11.Gatak 59 71,06 419 2 151,81 30
12.Kartasura 51 72,57 370 0 0,00 0
::: PERIKANAN :::  Hasil Perikanan
Produksi perikanan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2004 diantaranya budidaya ikan di kolam dan ikan di karamba. Selain itu produksi ikan diperoleh dari penangkapan ikan di perairan umum serta pembenihan ikan
Jumlah produksi ikan tahun 2004 sejumlah 1.296.892 ton terdiri dari ikan budidaya perairan 270.271 ton, kolam 788,988 ton dan karamba 237.633 ton
Peluang Investasi :
- Perkembangan Ikan Unggulan
- Wisata pancingan
Hasil Peternakan Ayam
Jenis Ternak yang diusahakan di Kabupaten Sukoharjo adalah ternak besar seperti sapi, kerbau, dan kuda, sedangkan ternak kecil diantaranya kambing, domba, ayam ras, dan itik.
Populasi ternak besar pada tahun 2004 untuk sapi tercatat sebanyak 24.781 ekor, kerbau sebanyak 2.398 ekor, dan kuda sebanyak 209 ekor. Sedangkan ternak kecil populasi yang tercatat untuk kambing sebanyak 36.076 ekor, domba sebanyak 33.337 ekor, ayam ras sebanyak 1.117.447 ekor, dan itik 85.432 ekor.
Peluang Investasi :
- Pasar swalayan (supermarket)
- Toserba (toko serba ada)
- Pusat Perbelanjaan
- Pergudangan
- Jasa informasi perdagangan
- Jasa transportasi
Perkembangan di sektor perdagangan cukup pesat, di tunjang dengan kemudahan dalam pembuatan Surat Ijin Untuk Perdagangan (SIUP), merupakan surat ijin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Berdasarkan besarnya modal di Investor dan kekayaan bersih perusahaan, maka SIUP dikalsifikasikan menjadi 3 golongan usaha yaitu SIUP kecil, SIUP Menengah, SIUP Besar. Penerbitan SIUP pada tahun 2005 tercatat sebanyak 689 buah, naik sebesar 11,6% bila dibanding penerbitan SIUP tahun 2004 sebesar 562 buah
Tanda Daftar Perusahaan adalah tanda Daftar yang diberikan kepada perusahaan yang telah disyahkan pendaftarannya dalam daftar perusahaan. Jumlah perusahaan yang mendapat TDP pada tahun 2005 sebanyak 652 perusahaan, naik bila dibanding tahun 2004 sebesar 562 perusahaan. Jumlah perusahaan yang memperoleh TDP pada tahun 2005 terperinci dalam PT sebanyak 23, Koperasi sebanyak 14, CV sebanyak 59 dan perusahaan perorangan sebanyak 555
Realisasi eksport non migas di Kabupaten Sukoharjo mengalami kenaikan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya nilai eksport pada tahun 2005 yang mencapai US$ 150.902.142,92. Apabila dibandingkan dengan tahun 2004 terjadi kenaikan eksport sebesar US$ 4.869.118,6 (3,3%)
Peluang Investasi :
- Pasar swalayan (supermarket)
- Toserba (toko serba ada)
- Pusat Perbelanjaan
- Pergudangan
- Jasa informasi perdagangan
- Jasa transportasi
Pembangunan di sektor indurtri mrupakan prioritas utama pembangunan ekonomi. Menurut Dinas Perindagkop dan Penanaman MOdal Kabupaten Sukoharjo. Industri digolongkan menjadi yaitu industri besar,menengah dan kecil.
Dibandingkan tahun 2001 jumlah unit usaha / industri mengalami peningkatan sebesar 3,05 persen dilihat dari jumlah tenaga kerjanya juga mengalami kenaikan sebesar 2,63 persen sedangkan investasinya pada tahun 2002 sebesar Rp 1.471.575.43 dan Rp 3.825.332.78
Jumlah Unit Usaha Industri Besar,Menengah dan Kecil
di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2004
Golongan industri IAHH ITA IKLME Jumlah
1.Besar 24 10 5 39
2.Menengah 58 21 27 106
3.Kecil 6.205 3.936 5.033 15.174
TOTAL 6.299 3.967 5.065 15.319
Keterangan :
IAHH : Industri Agro dan Hasil Hutan
ITA : Industri Tekstil dan Aneka
IKLME : Industri Kimia, Logam, Mesin dan Elektronik
Hasil Kerajinan Kaca Grafir (uraian selengkapnya di Peluang Usaha – Produk Unggulan)
Industri Kerajinan di Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam klarifikasi industri menengah dan kecil. Biasanya berkembang dalam bentuk industri keluarga (home industry) dan dikerjakan secara komunitas.
Jenis-jenis kerajinan di Kabupaten Sukoharjo sangat banyak, diantaranya, Mebel Kayu dan Rotan, Genteng, Gitar, Gamelan, Tatah Sungging, Kaca Grafir, pelepah pisang, dll
Gamelan (uraian selengkapnya di Peluang Usaha – Produk Unggulan)
Tatah Sungging (uraian selengkapnya di Peluang Usaha – Produk Unggulan)
Peluang Investasi :
- Berdirinya showroom-showroom penjualan hasil kerajinan
- Pengadaan bahan baku dan alat-alat bantu kerajinan
- Beridirinya Jasa Pergudangan dan Petikemas
Pembangunan di sektor indurtri mrupakan prioritas utama pembangunan ekonomi. Menurut Dinas Perindagkop dan Penanaman MOdal Kabupaten Sukoharjo. Industri digolongkan menjadi yaitu industri besar,menengah dan kecil.
Dibandingkan tahun 2001 jumlah unit usaha / industri mengalami peningkatan sebesar 3,05 persen dilihat dari jumlah tenaga kerjanya juga mengalami kenaikan sebesar 2,63 persen sedangkan investasinya pada tahun 2002 sebesar Rp 1.471.575.43 dan Rp 3.825.332.78
Jumlah Unit Usaha IndustriBesar,Menengah dan Kecil
di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2002
Golongan industri IAHH ITA IKLME Jumlah
1.Besar 24 10 5 39
2.Menengah 58 21 27 106
3.Kecil 6.205 3.936 5.033 15.174
TOTAL 6.299 3.967 5.065 15.319
Keterangan :
IAHH : Industri Agro dan Hasil Hutan
ITA : Industri Tekstil dan Aneka
IKLME : Industri Kimia, Logam, Mesin dan Elektronik

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More